Kpop Lovers

한국을 진짜 좋아해...!!!

Bunga Kering Pembatas Buku

“Itu bunga apa mas?” tanyaku sambil menunjuk sebuah rumpun bunga berwarna pink pucat, bentuknya seperti terompet.

“Itu bunga Ambrosia.” Sahut mas Damien sambil terus mengambil foto setiap bunga yang ada ditaman.

Aku memperhatikan bunga Ambrosia yang disebut mas Damien tadi. Tidak seindah mawar atau secantik tulip menurutku. Tapi demi kepentingan penulisan novelku kali ini aku harus mulai mengetahui jenis-jenis bunga, dan kebetulan Mas Damien tetanggaku sedang ada job untuk memotret jenis-jenis bunga, jadi dia mengajakku ikut bersamanya.

“Ambrosia itu dalam bahasa yunani artinya hidangan untuk para dewa.”

“Ohya? Apa bisa dimakan?”

“Hahaha,” Mas Damein tertawa. “Yah enggak lah, mungkin karena bentuknya yang seperti cawan untuk minum para dewa.”

“Ooh gitu.”

“Tapi dalam bahasa bunga, artinya bagus loh.”

“Apa?”

“CInta yang terbalas.”

Mas Damien duduk dibangku taman sambil mengutak atik kameranya, aku memperhatikannya dan ikut duduk disampingnya. Wajah Mas Damien biasa saja, tapi karena keramahannya aku sangat menyukainya, kita sudah lama bertetangga, dia sudah seperti kakakku, tapi itu dulu semakin aku besar rasanya aku mulai mencintainya. Dan seminggu yang lalu aku sudah memberitahu dia tentang perasaanku itu, tapi dia hanya tersenyum dan menjawab, “Kamu masih kecil, nanti lulus kuliah baru kasih tau mas lagi ya.” Aku sebal waktu itu, karena dia malah bercanda.

“Mas Damein.”

“Apa?” tanyanya tanpa memandangku.

“Hemmm, yang dulu itu, aku serius.”

Mas Damein menatapku, dia belum mengerti ucapanku.

“Yang aku bilang waktu itu, Mas mau gak jadi pacarku.”

“Ohh, hahahaha,” lagi-lagi dia tertawa. “Nayla, kamu tuh baru 19 tahun, sedang Mas sudah 30 tahun. Mas terlalu tua buatmu.”

“Aku gak peduli sama umur, aku sudah menyukai Mas dari kecil.” Aku memandangnya hampir menangis, aku kesal dianggapnya anak kecil.

“Iya iya, mas tau, ya sudah gini aja. Selesaikan Novelmu itu, nanti kalau sudah terbit kita bicarakan lagi.” Mas Damien mengambil ujung jilbabku yang menjuntai dipundak, dan mengusap air mataku yang hampir tumpah. Dia tersenyum manis.

Akhirnya Novelku terbit dan aku menagih janjiku, Mas Damien bilang dia akan membelinya dan membacanya dulu.

Aku menunggunya sampai sebulan, tapi tidak ada kabar juga dari mas Damien, karena tidak sabar akhirnya aku menanyakan langsung. Dia tak bilang apa-apa, hanya memberikan novelku dan berkata, “Aku sudah baca, coba kamu cek lagi novelmu ini menurutku ada yang kurang. Kalau sudah ketemu nanti kasih tahu aku.” Dan dia meneruskan kerjanya mengedit beberapa foto.

“Katanya mau kasih tahu jawabnya?” tanyaku merengut.

“Mas lagi sibuk minggu, ini mas harus selesaikan tugas semua. Nanti saja setelah kamu cek novelmu lagi.”

Aku benci Mas Damien, aku terus ngedumel dalam hati. Kulempar novel darinya diatas meja belajarku. Dia berbohong, dan malah menjelek-jelekkan novelku buat alasannya.

Seminggu aku tak bertemu dengan Mas Damien, kulihat dia sedang memanaskan motornya bersiap untuk bekerja, aku berusaha cuek karena masih kesal.

“Nayla, gimana? novelnya sudah lihat belum?” tanyanya waktu melihatku diteras.

“Belum sempat.” Jawabku agak ketus sambil masuk kedalam rumah. Sekilas kulihat wajahnya yang terlihat kecewa.

Setelah sekian lama kudiamkan, akhirnya kuambil juga novel itu, mencoba membacanya. Aku merasakan ada yang terselip di lembaran novel itu. Setelah kuperiksa, ternyata sebuah bunga yang hampir kering, bunga itu bunga Ambrosia yang waktu itu aku lihat. Aku tersenyum gembira, aku baru menyadarinya ternyata Mas Damien menerimaku. Bunga itu buktinya, dia ingin memberikan kejutan padaku dengan menyelipkan bunga itu disini. Aku meneleponnya tapi tak dijawab, aku bergegas berlari keluar rumah mudah-mudahan dia sudah pulang. Kulihat banyak orang didepan rumahnya, dan kulihat mamaku yang keluar dari rumah Mas Damien.

“Ada apa mah?” tanyaku bingung.

“Mas Damien, dia baru saja mengalami kecelakaan motor.” Jalas mamaku dengan wajah prihatin.

Aku seperti tersambar geledek, “terus?”

“Dia meninggal ditempat.”

Aku menjatuhkan Novelku, bunga kering itu tersembul keluar menyentuh tanah.

________________________

Cerita di atas hanya sekedar fiksi belaka, ditulis dalam rangka meramaikan Kontes Flashfiction Ambrosia yang diselenggarakan Dunia Pagi dan Lulabi Penghitam Langit.


Labels : Free Wallpapers | Supercar wallpapers | Exotic Moge | MotoGP | Free Nature | car body design

12 komentar:

Salam persahabatan
berkunjung ikutan baca-baca artikelnya
terima kasih sebelumnya

 

salam persahabatan jg...terimakasih kunjungannya :)

 

wah baru tau ini aku mbak. . . yang namanya bunga ambrosia. . .

 

@susu segar: iya bunganya biasa aja sih, aku jg jarang liat aslinya paling difoto atau gambar

 

hikss.... sedih banget..... lanjutin dong critanya onnie...ternyata smua itu hanya mimpi hiks hiks..maksa...

 

@cee tq: hehehe nanti dilanjutin dilain kisah ya, ditunggu aja ok ;)

 

lain kisah ya onnie?? yg ini aja...gak mau yg lain...hiksss :)

 

@cee tq: yahhh peran utamanya kan udah mati gimana dong? ganti cowo?

 

hikssss..peran cowoknya itu yg aku suka mbak... mas nya sangat sederhana dan .....pokoknya aku sukaklah mbak qiqiqiqiqiqqiiii

 

@cee tq: yahhh perannya dah meninggal gimana dong hehehe ganti yg lain aja ya..eh beli novelku aja disitu ceritanya happy end loh cowonya jg keren *promosi hehe*

 

Wah... ternyata ikutan kontes ini juga ya :D